Langsung ke konten utama

Tele, Mahakarya Sang Pencipta

Perjalanan selalu identik dengan pergerakan dari satu tempat ke tempat lain. Ada titik awal dan titik yang dituju. Setiap perjalanan sejatinya menciptakan pengalaman yang barangkali mengajarkan pengetahuan dan pelajaran yang mungkin tidak kita dapatkan di bangku sekolah maupun kuliah. Hingga menghasilkan kisah yang dapat diceritakan kepada orang lain. 
Seperti tulisan saya sebelumnya, tulisan ini juga bersumber dari pengalaman perjalanan saya. Perjalanan kali pertama menjejakkan kaki di bumi Tele, Samosir. Siapa yang tak kenal Danau Toba. Danau terluas di Asia Tenggara ini dengan panorama yang super eksotis akan membuat siapapun takjub dan terpesona. Danau Toba sangat luas dikelilingi oleh tujuh kabupaten yaitu, Simalungun, Samosir, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Tapanuli Utara. Oleh karena itu, kita dapat menikmati pemandangannya dari berbagai sisi. Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir yang kaya akan wisata alam, wisata budaya dan sejarahnya. Terdapat 4 pintu masuk menuju ke Pulau Samosir yaitu melalui Parapat-Tomok, Simanindo-Tiga Ras, Muara-Nainggolan, dan Tele. Tele merupakan satu-satunya pintu darat yang dapat diakses. 
Salah satu pemandangan spektakuler Danau Toba bisa dilihat dari Menara Pandang Tele. Menara Pandang Tele merupakan menara yang tingginya terdiri dari tiga tingkat dan masing-masing tingkatnya memiliki jarak pandang yang berbeda. Dari atas menara kita akan melihat panorama Danau Toba dan sekitarnya dari kejauhan dan sebagian daratan Pulau Samosir terlihat jelas dari menara ini. Di sisi sebelah kiri terdapat Gunung Pusuk Buhit yang legendaris dan dari sisi sebelah kanan, kita akan melihat barisan pegunungan yang menjulang dan rumah penduduk di kaki gunung dan dari ketinggian menara tampak Danau Toba yang biru. 
Pengunjung dikenai biaya tiket masuk ke Menara Pandang Tele sebesar Rp 2000,-. 


Pemandangannya kayak lukisan yaa... Indah banget
Dari Menara Pandang Tele, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Sianjur Mula Mula. Desa ini dikelilingi bukit-bukit yang indah, hamparan sawah yang teratur dan yang pasti udara yang sejuk dan segar. Dan berikut adalah tempat-tempat yang kami kunjungi di Sianjur Mula-Mula, antara lain:
1. Aek Sipitu Dai
Aek Sipitu Dai artinya air 7 rasa, 7 air pancur dari satu sumber mata air yang sama. Airnya bisa langsung diminum. Saya sempat icip-icip airnya, gratis. Bahkan mau simpan airnya di dalam botol pun boleh. Tempat ini sudah digunakan masyarakat setempat sebagai tempat pemandian umum, tempat pengambilan air, tempat cuci piring dan baju. Peraturan selama di Aek Sipitu Dai dan dan tempat-tempat yang agak mistis di kampung ini yaitu dilarang kecentilan dan berbicara kotor. Konon katanya Aek Sipitu Dai adalah tempat pemandian raja-raja Batak dan keturunannya.
2. Batu Hobon
Tempat lain yang magis adalah Batu Hobon, batu besar yang dibawahnya terdapat harta emas besar milik raja-raja batak dulu. Tepatnya milik boru pareme, salah satu keturunan ompung tatea bulan.
3. Sopo Guru Tatea Bulan
Sopo Guru Tatea Bulan merupakan monumen raja Batak yang dibangun di kaki gunung Pusuk Buhit. Menurut sejarah orang batak, di kaki gunung pusuk buhit inilah orang batak pertama kali diturunkan. 
Kebetulan ketika kami datang, tidak ada penjaga dan cuma ada kami bertiga. Tapi tempat ini bersih dan harus melepas alas kaki kalau mau masuk.
Sebenarnya kami pengen berlama lama di desa ini karena panoramanya yang indah banget dan udaranya yang sejuk lengkap dalam satu paket. 


Bener-bener lukiasan alam terindah maha karya Tuhan Sang Pencipta
Tapi berhubung waktu kami sangat terbatas, takut kemalaman nyampe di Medan. Jadi kami meyudahi perjalanan kami di Tele dan bergerak langsung ke Tomok melewati Pangururan dan Tuktuk. Satu teman saya turun di Tuktuk karena memnag kampung halamannya disitu. Jadi kami tinggal berdua untuk melanjutkan perjalanan ke Medan. Alhamdulillah kami masih mendapatkan kapal penyeberangan dari Tomok. Dan dari Tomok sedikit ada kendala mengenai transportasi kami untuk kembali ke Medan. Kami memilih naik taksi yang awalnya langsung ke Medan, namun ada beberapa hal yang harus membuat kami menunggu lama di Parapat dan turun di Pematang Siantar. Dari Siantar kami lanjut lagi naik Paradep yang tersedia 24 jam. Alhasil kami tiba di Medan pukul 03.00 dini hari. Heheh nekat juga yaa, ini perdana lho saya pulang dari perjalanan pribadi bersama teman saya di jam segitu. Untung masih dikasi pintu pulang ke kos. Uppss hehe... Bener-bener pengalaman deh pokoknya. 
Gimana gaess... Kepingin ke Tele gak??? Walau jalannya membelah bukit dan gunung, tapi bentangan alamnya bikin speechless. Dan di pinggir kirinya ada jurang, jadi boleh laa menguji adrenalin, hehe.

Jadi begitulah cerita kunjungan kami ke Tele dan Sianjur Mula Mula. Terimakasih sudah menyempatkan membaca di blog saya. Semoga bermanfaat.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Medan-Parapat-Berastagi

Berjalan di pantai dudduu.... berjalan di pantai dudduuu....berjalan kemana saja cayo. hihihih.... Hai gaess, di kesempatan kali ini saya mau ngeshare pengalaman saya. Yap tentunya pengalaman perjalanan wisata dari kampus, yaitu field trip Medan-Parapat-Berastagi. Belajar sambil jalan-jalan yuhuu. Tahun 2017 lalu, saya bersama teman satu tingkatan saya melaksanakan Field Trip ke Parapat dan Berastagi selama 3 hari 2 malam. Parapat yang merupakan sebuah kota kecil di tepi Danau Toba menjadi salah satu akses menuju ke Danau Toba ataupun ke Pulau Samosir yang berjarak sekitar 48 km dari kota Pematang Siantar. Dari Parapat ke Pulau Samosir menggunakan kapal ferry penyeberangan di pelabuhan Ajibata. Sesampai di Parapat, kami menginap di Inna Parapat hotel. Mata kami dimanjakan dengan pemandangan Danau Toba nan indah dan mempesona.  Potret kebersamaan kami di Inna Parapat. Terlihat orens semua yaa... Jadi orens adalah warna kebangsaan kami dari prodi MUP (Manajemen Usaha Perjalanan

Coretan Pena

Bukan puisi, pantun, syair, ataupun prosa. Ini hanyalah coretan pena yang dibuat di sela-sela perjalanan waktu kehidupan, mungkin seperti ungkapan hati yang mengalir di sekujur jiwa raga ini. Haha lebay. Langsung aja deh keep on reading.  Ketika aku terhening menatap diriku sendiri Aku menyelinap ke dalam tubuhku Menghampiri jiwaku Menegur batinku Aku mencoba untuk membuka pintu hatiku Namun aku tak menemukan separuhnya Separuh saja Separuh nafas Separuh hidup Separuh rasa When I smile at me I dream of a big star I touch the moonlight And greet the universe I tell the way life is Then I keep them in my home sweet home :D I got this from a film: Jika segalanya berjalan sesuai keinginanmu, maka akan beruntung. Jika tidak, malah lebih beruntung. Karena bagaimanapun juga, itu kehendak dari Tuhan Yang Kuasa. So, keep on bersyukur :) Taman yang dihiasi dengan bunga Menambah keelokan persuguhannya Jika bunga indah di suatu taman yang mampu mengikat hatimu Akan segera kamu pet